Belajar Melupakan

Salah satu hal yang akan aku lakukan tahun ini adalah ikut beberapa kelas akhir pekan dan membuat catatan materi di sebuah buku khusus. Alasan utamanya karena pernah banyak ikut seminar dan semisalnya, tetapi rasanya kok ya ilmunya menguap begitu aja. Sedihnya… 

Sampai saat ini baru beli-beli buku aja untuk persiapan mencatat. Selain itu juga baca dan nonton video tentang hal-hal yang berkaitan tentang belajar dan mengingat.

Dari hasil pencarian itu, aku menemukan suatu hal yang menarik. Katanya nih, hal terpenting saat kita belajar adalah dengan melupakan apa yang kita pelajari. Jadi, kalo kita lupa sama suatu konsep/ilmu, berarti kita akan semakin usaha untuk mendapatkan pengetahuan lagi terkait konsep/ilmu itu, dan kesempatan kita untuk dapat pengetahuan yang lebih dalam tentang konsep/ilmu itu semakin besar. 

Maka dari itu, belajar nyicil setiap hari, walaupun cuma 5 menit akan lebih masuk ilmunya dibandingkan belajar semaleman dalam satu waktu. Hah. Goodbye procrastinator! 

Hal ini bisa di aplikasikan kalo lagi hafalan. Setidaknya sempatkan setiap hari mengulang hafalan, agar memorinya semakin dalam tertancap. (#notetomyself) 

Selain itu hal yang penting lainnya dalam proses pembelajaran adalah tentang bagaimana kita belajar. Jadi ada orang namanya Richard Feynman, dia seorang peraih nobel yang membuat sebuah ‘mental model‘. Doi sebut Feynman Techniques. Ini kayak tips gimana caranya belajar, biar kita bisa memahami konsep secara mendalam. 

Tahapannya sederhana, intinya saat belajar suatu hal yang baru, kita bisa memahami konsep itu lebih dalam jika kita bisa menjelaskan konsep itu dengan bahasa yang sederhana. Misalnya, jelasin konsep gravitasi ke anak umur 5 tahun. Kalo kita bisa, berarti kita udah paham betul sama konsep itu. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan analogi yang anak kecil itu tahu.

Saat kita membuat penjelasan, kalo kita ngerasa ada hal-hal yang gak bisa kita sederhanain bahasanya berarti konsep itu belum kita pahami seluruhnya. Itulah yang disebut gaps atau jarak atau hal-hal yang masih belum kita pahami. Kalo kita sadar gaps itu berarti kita harus belajar lagi untuk membuatnya lebih sederhana lagi. Nah, jadi muter deh itu. Kayak semacam siklus. Jelasin, lihat kelemahan kita pas jelasin, belajar lagi, jelasin lagi, lihat lagi hal yang gak bisa kita jelasin, belajar, jelasin lagi. Muter terus sampai akhir hayat. Karena belajar kan sampai liang lahat. 

Jadi keinget, orang pintar itu bukan orang yang pakai kosakata sulit. Tetapi, orang yang bisa menjelaskan konsep sulit dengan bahasa yang mudah.

Semoga kita bisa jadi seorang pembelajar, yang tak lelah untuk belajar. 

Tinggalkan komentar